Jumat, 10 April 2015

PENGARUH PERTUMBUHAN PENDUDUK YANG PESAT DI MASA MENDATANG TERHADAP SOSIAL, BUDAYA,DAN AGAMA

Setiap kelompok masyarakat di manapun mereka berada pasti pernah mengalami perubahan-perubahan. Perubahan itu ada yang mencolok dan ada pula yang kurang mencolok, ada yang berlangsung secara cepat dan ada pula yang lambat, ada yang berpengaruh besar dan ada pula yang kecil. Perubahan-perubahan itu dapat berupa perubahan terhadap nilai dan norma-norma sosial, pola-pola perikelakuan, organisasi sosial, susunan lembaga-lembaga kemasyarakatan, lapisan-lapisan dalam masyarakat, kekuasaan dan wewenang, interaksi sosial dan lain sebagainya.
Bertambahnya jumlah penduduk yang sangat cepat, dapat menyebabkan terjadinya perubahan-perubahan nilai yang dianut masyarakat.Sedangkan berkurangnya jumlah penduduk terutama yang diakibatkan oleh proses migrasi (seperti urbanisasi, transmigrasi, dan lain-lain) juga dapat mengakibatkan kekosongan, misalnya pada bidang pembagian kerja.
Pada umumnya, masalah kependudukan yang sering menimbulkan perubahan sosial budaya tersebut adalah akibat pertambahan penduduk yang disebabkan oleh arus urbanisasi (ke kota), dan juga akibat berkurangnya jumlah penduduk terutama di daerah-daerah yang ditinggalkan oleh orang-orang yang berurbanisasi tersebut. Adanya urbanisasi penduduk ke kota-kota besar atau tempat-tempat lain yang menjanjikan harapan telah menimbulkan ketidak-seimbangan antara luas daerah beserta sumber-sumber kehidupannya dengan jumlah penduduk yang ada.

Maka, persaingan untuk memenuhi kebutuhan hidup jadi semakin tinggi, angka pengangguran juga semakin bertambah akibat sulitnya mendapatkan pekerjaan-pekerjaan di sektor formal (karena biasanya para pendatang tidak memiliki ijazah dan keahlian-keahlian khusus sehingga mereka kalah saing dengan tenaga-tenaga kerja terdidik kota yang umumnya memiliki semua persyaratan-persyaratan yang dibutuhkan di sektor formal), dan akibat lebih lanjut adalah munculnya kerawanan di bidang keamanan serta ketertiban masyarakat.

Keadaan seperti itu jelas dapat menimbulkan perubahan-perubahan baru pada masyarakat, seperti perubahan corak kehidupan sosial (masyarakat) yang lebih bersifat individual, sementara kebalikan dari semua itu, ialah bahwa di daerah-daerah yang ditinggalkan (umumnya daerah pedesaan) akan lambat pembangunannya, antara lain karena tenaga-tenaga potensial yang ada berurbanisasi ke kota-kota.
 Semakin banyak jumlah penduduk, artinya lahan pekerjaan semakin berkurang Karena dipakai untuk tempat tinggal. Terbatasnya kesempatan kerja sedangkan pesaing semakin banyak sebenarnya dapat banyak mempengaruhi nilai-nilai yang dianut masyarakat pada umumnya. Misalnya dimulai pada seorang ibu yang dulunya hanya sibuk mengurus urusan rumah tangga dan anak-anaknya. Tetapi keterbatasan ekonomi –yang disebabkan semakin kuatnya persaingan akibat semakin sempitnya lahan pekerjaan-, akibatnya, mereka yang sudah mulai ditinggalkan dan kurang mendapat perhatian dan pendidikan moral dari orangtua, saat itulah anak-anak mulai kurang terkendali. Nah, inilah yang menjadi awal dari penyimpangan sosial.
Lalu misalnya dikarenakan susahnya mencari pekerjaan dengan gaji besar, maka mereka yang lemah agama dan imannya akan menghalalkan semua cara asal pendapatannya sesuai dengan kebutuhannya. Kemudian dari segi sosial misalnya, kita dapat melihatnya dari perbandingan orang yang tinggal di perkotaan –terutama yang metropolitan- dan orang yang tinggal di pedesaan. Warga desa yang reaksi sosialnya berupa gotong royong dan kekeluargaan, karena di desa persaingan pekerjaannya tidak begitu tinggi, sehingga sikap saling peduli pun masih tinggi. Sedangkan di kota, persaingan sangat tinggi. Karena itulah mereke cenderung individualis karena sibuk dengan pekerjaan dan tidak punya waktu untuk sesama, itulah salah satu contoh dampak pertumbuhan penduduk yang berhubung dengan sempitnya lahan pekerjaan, terhadap sosial, budaya, dan agama.
Orang tua dan orang dewasa memiliki peranan penting dalam penegakan dan pengendalian penyimpangan sosial dengan cara mendidik, mengajak, memberi contoh,dan lain lain. Ketika orang tua sudah sibuk mensejahterakan tanpa ada waktu untuk memperhatikan anak-anaknya, maka dari sinilah peluang penyimpangan sosial itu ada.
Semakin banyak jumlah penduduk yang tidak didasari pendidikan yang baik, akan membuat daerah tersebut semakin semrawut. Tentu kesemrawutan yang diakibatkan masyarakat yang kurang mendapat pendidikan yang baik tersebut akan menjadi lingkungan kondusif timbulnya penyimpangan sosial.
Penyimpangan sosial negatif yang dipengaruhi pertumbuhan penduduk yang pesat seperti perbandingan wanita ama pria yang lebih bnyak wanita. ,, di dunia pekerjaan, wanita kehilangan mata pencaharian juga semakin sempitnyanya pekerjaan khusus wanita ,, para wanita harus mencari pekerjaan lain ,,, dengan itu lah pekerjaan pria di ambil alih oleh wanita juga. Hal ini pun termasuk pendorong emansipasi wanita.
Faktor terpenting pendorong pertumbuhan penduduk yang pesat adalah karena tingginya angka kelahiran. Tingginya angka kelahiran sendiri mempunyai beberapa factor yaitu ; usia perkawinan yang relatif muda, melekatnya ungkapan banyak anak banyak rejeki, kepercayaan sosial dan religius -terutama berhubungan dengan kontrasepsi-, kemakmuran secara ekonomi, dan lain-lain.
Sebenarnya tidak mengapa jika suatu keluarga memutuskan ingin memiliki banyak anak, karena pada dasarnya itu adalah hak setiap pasangan. Akan tetapi seharusnya setiap pasangan memiliki rencana yang terstruktur dan bersifat konsisten. Setiap orang tua harus mengimbanginya dengan pendidikan yang baik, berupa moral maupun akademis. Juga harus mempunyai pendapatan yang cukup untuk menghidupi anak-anaknya. Karena ketika setiap anak itu sudah mempunyai suatu keyakinan, bekal, dan ilmu serta informasi yang cukup dan layak, maka pertumbuhan penduduk yang pesat ini akan menjadi umpan balik yang menguntungkan bagi negara, karena mereka mempunyai skill yang bisa memajukan suatu negara tersebut, bukan justru menjadi beban negara.
Dikatakan menjadi beban negara adalah ketika jumlah masyarakat itu banyak tetapi tidak berpendidikan yang layak dan mempunyai keterampilan.Maka dengan inilah semboyan "banyak anak banyak rejeki" itu bisa terealisasi.
Oleh karena itu, solusi yang diberikan pemerintah untuk menahan pertumbuhan penduduk yang pesat tersebut serta meningkatkan kualitas penduduk tersebut adalah :
- menggalakkan wajib belajar 12 tahun
- mengadakan program KB, serta menggalakkan semboyan "dua anak lebih baik" untuk mengganti semboyan "banyak anak banyak rejeki".
- membuat aturan di perundang-undangan tentang perkawinan, yang mana pemerintah menetapkan usia minimal menikah, agar tidak terjadi pernikahan usia muda -yang memunculkan potensi banyak anak-.
- menupayakan pemerataan penduduk dengan mengirim sebagian masyaƕakat dan penduduk dari wilayah yang padat ke wilayah yang sepi, dengan memajukan wilayah yang sepi tersebut agar kesempatan kerja dan persaingan di wilayah yang sepi itu, agar penduduk yang dipindahkan tidak merasa keberatan

Kesimpulan dari yang saya paparkan adalah, peningkatan penduduk yang pesat bisa berdampak positif juga negative bagi Negara tersebut tergantung bagaimana cara mendidik generasi tersebut sehingga bisa membawa manfaat bagi Negara tersebut.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar