Assalamu'alaikum sahabat. Semoga tetap istiqamah di atas Al-Qur'an
dan sunnah dan dijaga rezekinya ya. Postingan kali ini aku mau sharing
tentang salah satu pengalaman berhargaku, yaitu dicurinya hapeku oleh
temen deketku sendiri. Duh, horor banget ya, hehe.
Oke, kejadian ini yaitu pada saat aku kelas 7. Aku berteman dekat dengan
salah satu murid yang beda kelas denganku. Aku dan temanku satu lagi,
namanya Yuli, sering bermain ke rumah si kawan. Kami sangat dekat.
Setiap hari sabtu, di sekolahku tidak ada kerjaan. Karenanya aku sering
bermain dengan si kawan. Dan dia seriiing sekali meminjam hapeku kala
itu, yaitu Blackberry Gemini VERSI CHINA *nyesek*.
Jadi suatu ketika, dia memintaku untuk bermain ke rumahnya. Aku setuju
dan mengatakan ingin mengajak Yuli juga. Dia kemudian seperti agak panik
dan memintaku jangan mengajak Yuli. Dan dia mengatakan sebenarnya dia
sangat tidak suka dengan Yuli karena berbagai alasan, aku hanya
mengiyakan.
Sampai hari dimana pulang sekolah kami pun ke rumahnya. Sepanjang
perjalanan, seperti biasa dia meminjam hapeku. Dan di jalan, dia hendak
mengembalikan. Katanya "aku taruh dalam tas ya" terus dia membuka tas
dari belakang dan "memasukkan hapeku". Tapi anehnya, aku seperti tidak
merasakan seperti ada benda yang jatuh ke dalam tas atau ada suara DUK!
gitu. Tapi aku memutuskan untuk tidak menghiraukannya.
Setelah sampai di rumahnya, aku pun menyadari hapeku hilang. Aku mencari
ke sekeliling kamarnya, dia juga. Aku pun berinisiatif untuk meminjam
hape mamanya untuk miss call hapeku. Tapi dia langsung mencegah, katanya
tidak sopan...
Aku pun langsung menuju rumah Yuli dan menceritakannya, dia pun langsung
membantuku untuk mencari hapeku di jalan, tapi tetap tidak ketemu.
Aku pun pulang dengan pasrah.
Besoknya Yuli bercerita, si kawan ini terus bersumpah pada Yuli bahwa
dia tidak tau dimana hapeku... Tapi kami tidak su'dzon berfikir
macam-macam.
Besoknya lagi, salah seorang teman dekat dari si kawan mendatangiku,
namanya Alvina. Alvina mengatakan, bahwa si kawan terlihat membawa hape
baru. Dan hapenya ini sama persis dengan milikku, katanya si kawan sih
itu hape pemberian neneknya. Tapi ada banyak kesamaan antara hape itu
dan hapeku. Alvina bertanya, apakah betul antena nya sudah tidak ada?
Ya, kataku. Terus dia bertanya apakah roll nya itu sudah tipis? Betul
lagi! Dan ia pun melihat beberapa fotoku tidak memakai khimar dalam hape
itu! AH! Sudah pasti itu hapeku.
Besoknya, aku dan Yuli langsung berniat melapor ke guru BK, yaitu Bu
Kastarina. Sebelum ibu itu "menangkap" si kawan, kami berdiskusi dahulu
bagaimana kira2 setelah tindakan si kawan itu ketahuan. Karena aku tau
orangtua si kawan ini sangat galak dan tukang pukul, aku pun meminta
agar jangan memberitahu orangtuanya, kasihan, bagaimana pun juga.
Akhirnya, dia pun dipanggil ke ruangan BK. Tau? Dia bersumpah bahwa dia
tidak mencuri hapeku. Kemudian, mungkin dia lupa melepaskan kartu
memori, jadi Bu Kastarina ingin melihat isi dari memory card itu. Dan
jeng jeng, isinya ada beberapa foto pribadiku.
Ternyata dia masih mengelak, dia bilang kartu memorinya tertinggal di
rumahnya, jadi dia memasangnya ke hape tersebut. Yah tidak masuk akal
dong, hehehe.
Setelah beberapa kali dia mengelak bahkan bersumpah, akhirnya dia pun
mengakui dan meminta maaf. Aku juga berjanji takkan bercerita ke
orangtuanya. Dia juga mengakui, bahwa hapeku jatuh ke bak mandi saat dia
sedang mandi, dan hapeku rusak parah. Oh kawan...
Tapi ternyata beberapa hari kemudian, aku mendengar kabar dari
teman-teman sekelasnya bahwa... Dia kabur dari rumah, tidak membawa tas
dan meminjam buku temannya. Ah ya, kabar ini sudah beredar juga ternyata
di kelasnya. Beberapa hari kemudian saat aku pulang lambat, aku
mendapati kabar bahwa dia sedang bersembunyi dari ayahnya, karena
ketahuan perihal kasus ini. Dan benar saja, aku melihat ayahnya sedang
mencarinya disini. What a poor girl...
Tapi seterusnya, hubungan kami membaik. Aku memaafkannya, dan ibuku
tidak keberatan hapeku tidak diganti, mengetahui kondisinya itu. Urusan
dia dengan orangtuanya, aku tidak mau ikut campur selagi dia memang
tidak bercerita padaku.
Dari kejadian ini, aku belajar bahwa dia ternyata telah merencanakan
untuk melakukan aksi jauh-jauh hari sebelumnya. Kalau kau punya teman
yang tidak berpunya, dan gemaaar sekali meminjam barangmu, sepatutnya
lebih berhati2 dan teliti. Kalau ingin bermain bersamanya, pastikan
jangan hanya berdua, tapi ajak teman-teman lain :)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar