Jumat, 10 April 2015

Pengalaman HP Dicuri Sahabat Sendiri

Assalamu'alaikum sahabat. Semoga tetap istiqamah di atas Al-Qur'an dan sunnah dan dijaga rezekinya ya. Postingan kali ini aku mau sharing tentang salah satu pengalaman berhargaku, yaitu dicurinya hapeku oleh temen deketku sendiri. Duh, horor banget ya, hehe.

Oke, kejadian ini yaitu pada saat aku kelas 7. Aku berteman dekat dengan salah satu murid yang beda kelas denganku. Aku dan temanku satu lagi, namanya Yuli, sering bermain ke rumah si kawan. Kami sangat dekat.

Setiap hari sabtu, di sekolahku tidak ada kerjaan. Karenanya aku sering bermain dengan si kawan. Dan dia seriiing sekali meminjam hapeku kala itu, yaitu Blackberry Gemini VERSI CHINA *nyesek*.

Jadi suatu ketika, dia memintaku untuk bermain ke rumahnya. Aku setuju dan mengatakan ingin mengajak Yuli juga. Dia kemudian seperti agak panik dan memintaku jangan mengajak Yuli. Dan dia mengatakan sebenarnya dia sangat tidak suka dengan Yuli karena berbagai alasan, aku hanya mengiyakan.

Sampai hari dimana pulang sekolah kami pun ke rumahnya. Sepanjang perjalanan, seperti biasa dia meminjam hapeku. Dan di jalan, dia hendak mengembalikan. Katanya "aku taruh dalam tas ya" terus dia membuka tas dari belakang dan "memasukkan hapeku". Tapi anehnya, aku seperti tidak merasakan seperti ada benda yang jatuh ke dalam tas atau ada suara DUK! gitu. Tapi aku memutuskan untuk tidak menghiraukannya.

Setelah sampai di rumahnya, aku pun menyadari hapeku hilang. Aku mencari ke sekeliling kamarnya, dia juga. Aku pun berinisiatif untuk meminjam hape mamanya untuk miss call hapeku. Tapi dia langsung mencegah, katanya tidak sopan...

Aku pun langsung menuju rumah Yuli dan menceritakannya, dia pun langsung membantuku untuk mencari hapeku di jalan, tapi tetap tidak ketemu.

Aku pun pulang dengan pasrah.

Besoknya Yuli bercerita, si kawan ini terus bersumpah pada Yuli bahwa dia tidak tau dimana hapeku... Tapi kami tidak su'dzon berfikir macam-macam.

Besoknya lagi, salah seorang teman dekat dari si kawan mendatangiku, namanya Alvina. Alvina mengatakan, bahwa si kawan terlihat membawa hape baru. Dan hapenya ini sama persis dengan milikku, katanya si kawan sih itu hape pemberian neneknya. Tapi ada banyak kesamaan antara hape itu dan hapeku. Alvina bertanya, apakah betul antena nya sudah tidak ada? Ya, kataku. Terus dia bertanya apakah roll nya itu sudah tipis? Betul lagi! Dan ia pun melihat beberapa fotoku tidak memakai khimar dalam hape itu! AH! Sudah pasti itu hapeku.

Besoknya, aku dan Yuli langsung berniat melapor ke guru BK, yaitu Bu Kastarina. Sebelum ibu itu "menangkap" si kawan, kami berdiskusi dahulu bagaimana kira2 setelah tindakan si kawan itu ketahuan. Karena aku tau orangtua si kawan ini sangat galak dan tukang pukul, aku pun meminta agar jangan memberitahu orangtuanya, kasihan, bagaimana pun juga.

Akhirnya, dia pun dipanggil ke ruangan BK. Tau? Dia bersumpah bahwa dia tidak mencuri hapeku. Kemudian, mungkin dia lupa melepaskan kartu memori, jadi Bu Kastarina ingin melihat isi dari memory card itu. Dan jeng jeng, isinya ada beberapa foto pribadiku.

Ternyata dia masih mengelak, dia bilang kartu memorinya tertinggal di rumahnya, jadi dia memasangnya ke hape tersebut. Yah tidak masuk akal dong, hehehe.

Setelah beberapa kali dia mengelak bahkan bersumpah, akhirnya dia pun mengakui dan meminta maaf. Aku juga berjanji takkan bercerita ke orangtuanya. Dia juga mengakui, bahwa hapeku jatuh ke bak mandi saat dia sedang mandi, dan hapeku rusak parah. Oh kawan...

Tapi ternyata beberapa hari kemudian, aku mendengar kabar dari teman-teman sekelasnya bahwa... Dia kabur dari rumah, tidak membawa tas dan meminjam buku temannya. Ah ya, kabar ini sudah beredar juga ternyata di kelasnya. Beberapa hari kemudian saat aku pulang lambat, aku mendapati kabar bahwa dia sedang bersembunyi dari ayahnya, karena ketahuan perihal kasus ini. Dan benar saja, aku melihat ayahnya sedang mencarinya disini. What a poor girl...

Tapi seterusnya, hubungan kami membaik. Aku memaafkannya, dan ibuku tidak keberatan hapeku tidak diganti, mengetahui kondisinya itu. Urusan dia dengan orangtuanya, aku tidak mau ikut campur selagi dia memang tidak bercerita padaku.

Dari kejadian ini, aku belajar bahwa dia ternyata telah merencanakan untuk melakukan aksi jauh-jauh hari sebelumnya. Kalau kau punya teman yang tidak berpunya, dan gemaaar sekali meminjam barangmu, sepatutnya lebih berhati2 dan teliti. Kalau ingin bermain bersamanya, pastikan jangan hanya berdua, tapi ajak teman-teman lain :)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar