Provinsi Kepri adalah provinsi yang sangat strategis. Karena beberapa
pulaunya berbatasan langsung dengan Singapur, Kamboja, Malaysia, dan
lain lain. Karenanya perairan perbatasan Indonesia dengan Singapura di
Kepri cukup strategis untuk membawa pasir ke Singapur.
Pasir yang ada di daerah wisata alam Singapura hampir seluruhnya diimpor
dari Kepri. Hal ini dikarenakan Kepri adalah daerah yang paling dekat
dengan Singapura dan banyak terdapat pulau-pulau kecil tak berpenghuni
berupa hutan. Juga dikarenakan jumlah pasir yang ada di pulau-pulau
kecil di Kepri sangat melimpah. Eksploitasi tersebut dipicu oleh adanya
kebutuhan pasar dalam
jumlah besar dari negeri tetangga, Singapura, yang mem butuhkan pasir
untuk menambah luas
wilayahnya. Karena itulah banyaknya pasir ekspor dari Kepri ke Singapur
juga dikarenakan factor ekonomi.
“Pertambahan penduduk telah meningkatkan kebutuhan terhadap sandang,
pangan, papan, air bersih dan energi. Hal tersebut mengakibatkan
eksploitasi terhadap sumber daya alam semakin tinggi serta cenderung
mengabaikan aspek-aspek lingkungan hidup. Pertambahan jumlah penduduk
dengan segala konsekuensinya akan memerlukan lahan yang luas untuk
melakukan aktivitasnya dan memanfaatkan sumber daya alam untuk memenuhi
kebutuhan hidupnya. Eksploitasi sumber daya alam yang berlebihan akan
berdampak pada penurunan kelestarian sumber daya alam dan fungsi
lingkungan” (Kartodihardjo, dkk.,2005).
Pertambahan penduduk yang berpengaruh terhadap peluang lapangan kerja
membuat sebagian orang memilih bekerja sebagai penambang pasir.
Aktifitas ekspor impor pasir mempunyai dampak positif dan negatif.
Dampak positif penambangan pasir yaitu sangat menguntungkan perekonomian
Kepri dalam jangka panjang. Karena kegiatan penambangan pasir membuka
lapangan kerja yang sangat luas. Tentu dapat mengurangi pengangguran dan
menyumbang sangat banyak saldo bagi Kepri. Sebagai sumber perekonomian,
hal ini dapat menyokong pendapatan Kepri dalam jangka panjang.
Namun, aktifitas penambangan pasir mempunyai lebih banyak dampak
negatif, yaitu :
1. Adanya bekas-bekas penambangan berupa lubang-lubang besar di pasir
membuat pemandangan yang sangat tidak enak dilihat.
2. Eksploitasi pasir laut berlebihan dapat mengganggu kelangsungan
ekosistem pesisir pantai serta rusaknya tambak dan terumbu karang serta
dapat mengganggu keanekaragaman hayati di pesisir.
3. Secara fisika dan geologi, Kegiatan penambangan pasir menyebabkan
terjadinya perubahan sifat fisik, kimia, dan biologi, dan rusaknya
ekosistem tanah.
4. Kurangnya pasir bisa menyebabkan abrasi, erosi, banjir, bahkan tanah
longsor karena tidak dapat menyokong pohon.
5. Dan dampak paling besar adalah ketika pulau itu sudah tenggelam,
terutama pulau yang berada di daerah perbatasan negara lain, akan
mengurangi luas wilayah RI. Yang mana hal ini tentu sangat berbahaya.
6. Apabila pulau tersebut sudah sangat rusak, atau tenggelam. Maka akan
membutuhkan anggaran yang sangat besar untuk merehabilitasi dan
menkonservasinya.
Mengapa hal ini bisa terjadi?
1). Adanya perbedaan kepentingan antara kepentingan lingkungan vs kepentingan ekonomi, politik dll.
2). Penegakkan hukum yang belum baik.
3). Aturan yang dibuat seringkali mengakomodasi beberapa kepentingan dengan bahkan mengabaikan unsur lingkungan.
4). Aturan yang tidak dilaksanakan dengan konsisten
Jadi solusinya?
1. Hendaknya pemerintah menetapkan aturan yang lebih tegas untuk
kepentingan bersama.
2. Hendaknya pemerintah mengutus aparat yang tegas dalam mengawasi
aktifitas penambangan tersebut.
3. DPR hendaknya meningkatkan anggaran untuk memperbaiki dan
merehabilitasi pulau-pulau itu mengingat dampaknya yang sangat bahaya.
4. Dan hendaknya dibentuk kader-kader yang konsisten membentuk kesadaran
masyarakat dan pekerja tambang tentang dampak dari penambangan.
Upaya melestarikan lingkungan merupakan kebutuhan dan bukan hanya
menjadi tanggung jawab pemerintah dan urusan Negara saja. Melainkan
tanggung jawab setiap warga negaranya. Setiap kita harus berupaya
menyelamatkan lingkungan hidup sekitar kita. Sekecil apapun upaya kita
akan sangat besar manfaatnya kelak. Tantangan atau hambatan paling besar
adalah minimnya kesadaran kita untuk mengupayakan itu sendiri
Tidak ada komentar:
Posting Komentar