Indonesia
adalah negara dengan beragam budaya, itulah yang menjadi ciri khas bangsa kita
di mata dunia. Namun sayangnya, seiring berjalannya waktu masyarakat Indonesia
sendiri mulai lebih mencintai budaya -khususnya kesenian- luar negeri dan
melupakan budaya -terlebih di bidang kesenian- dalam negeri. Apa faktor
terbesarnya dan apa solusinya?
Media
bertugas untuk menyampaikan berita, inilah yang menyebabkan globalisasi
(mendunia). Masyarakat dari golongan bawah sampai atas jadi tahu tentang apa yang terjadi di
seluruh dunia. Media lah yang banyak memperkenalkan budaya luar, dan
-kebetulan- media adalah yang paling banyak dan paling sering dikonsumsi
masyarakat. Karena itulah media berpengaruh paling besar terhadap berbudaya
Namun sedikit
sangat disayangkan jika dari banyaknya media massa yang
ada saat ini hanya sedikit yang menunjukan karakter ke-
Indonesiaan, dan tidak sedikit yang lebih banyak
membawa budaya asing dan/atau sekedar menjadi
corong dari kepentingan pemilik media tersebut
dalam menyampaikan
ide gagasannya.
ide gagasannya.
Media harus indepeden,
berkarakter dan jujur dalam memberikan informasi kepada masyarakat serta mampu mengajak dan menumbuhkan rasa kebangsaan dan cinta tanah air kepada generasi muda dengan memberikan liputan
yang berimbang dan objektif untuk mendorong pemahaman
wawasan kebangsaan. Sehingga muncul rasa “kebangkitan
nasional” dalam generasi muda untuk berusaha belajar,
meraih prestasi, dan kemudian berkarya untuk mengisi pembangunan bangsa. Kita menyadari bahwa rasa kebangsaan dan nasionalisme yang terangkum dalam wawasan kebangsaan sudah semakin luntur didalam masyarakat, akibat kemajuan teknologi melalui media massa
yang tanpa disadari telah memasukkan budaya yang
tidak sesuai dengan kultur bangsa.
Pers yang sangat akrab
di kehidupan masyarakat
sudah seharusnya dapat menggerakkan kembali roda
Nasionalisme kita, dalam hal ini Nasionalisme
yang bukan lagi berkaitan dengan penjajah atau
terutama terhadap perilaku ekspansif atau
agresor negara tetangga, melainkan nasionalisme
saat ini adalah usaha untuk mempertahankan
eksistensi bangsa dan negara akibat memudarnya
identitas bangsa kita. Dengan mengangkat berita-berita yang bertemakan kebudayaan, membuat masyarakat paling tidak mengetahui kebudayaannya sendiri, semakin seringnya masyarakat disuguhi berita mengenai kebudayaan maka dapat meningkatkan minat masyarakat untuk lebih mengetahui, mendalami dan
melestarikan kebudayaan milik kita. Dengan
mengetahui dan melestarikan kebudayaan
tersebut kita tidak perlu lagi khawatir dengan
pengklaiman kebudayaan oleh Negara tetangga.
Meningkatnya rasa cinta tanah air dapat meningkatkan
rasa persatuan dan kesatuan sehingga semakin
meminimkan kemungkinan- kemungkinan untuk
terjadinya kerusuhan- kerusuhan yang saat
ini banyak terjadi.
Dulu
30-60an yang lalu, anak-anak berebut menyanyikan lagu Indonesia Raya di depan guru.
Dulu remaja-remaja berlomba-lomba menampilkan dan memainkan kesenian daerahnya.
Ntah untuk menghibur orang di jalan, atau untuk pentas di panggung, atau
sekedar menyalurkan hobi. Dulu orang dewasa tak kalah khidmat ketika memberi
hormat bendera, saat upacara atau sekedar menunjukkan rasa hormatnya. Tapi apa yang
terjadi sekarang?
Bukti
nyata dari pengaruh globalisasi itu, antara lain dapat disaksikan dari gaya berpakaian, dan
gaya berbahasa masyarakat Indonesia, khususnya generasi muda yang sudah berubah yang kesemuanya itu diperoleh karena kemajuan tehnologi informatika dan komunikasi khususnya pada media masa. Globalisasi media dengan segala nilai yang dibawanya seperti lewat televisi, radio, majalah, koran, buku, film, VCD, HP, dan kini lewat internet sedikit banyak akan berdampak pada budaya dan kehidupan masyarakat Indonesia.
gaya berbahasa masyarakat Indonesia, khususnya generasi muda yang sudah berubah yang kesemuanya itu diperoleh karena kemajuan tehnologi informatika dan komunikasi khususnya pada media masa. Globalisasi media dengan segala nilai yang dibawanya seperti lewat televisi, radio, majalah, koran, buku, film, VCD, HP, dan kini lewat internet sedikit banyak akan berdampak pada budaya dan kehidupan masyarakat Indonesia.
Pemuda-pemudi sekarang justru lebih sibuk
dengan misalnya K-Pop, Anime, dorama Jepang, dan lain-lain. Bisa dihitung
dengan jari siapa yang masih sibuk melestarikan budaya Indonesia.
Kemudian remaja-remaja
juga lebih banyak menghabiskan waktunya dengan gadgetnya masing-masing
dibanding menghabiskan waktu bersama keluarga. Jadi seperti itu lho, contoh
akibat globalisasi yang mempengaruhi budaya kita.
Bagaimana media massa tidak berperan banyak?
Bagaimana media massa tidak berperan banyak?
Media
massa selalu berlomba-lomba agar mereka diperhatikan, tentu supaya rating mereka
naik dan mereka untung. Caranya adalah menampilkan berita yang paling disukai
masyarakat, yaitu tentang budaya luar. Karena masyarakat sudah terlanjur suka
budaya luar, mereka akan sediki menampilkan budaya dalam negeri, mereka tidak
akan untung karena kurang
dilihat.
Jadi,
apa solusinya?
1. Media massa boleh tetap menampilkan, memperkenalkan tentang budaya luar dengan filter yang jelas, serta hanya menampilkan bagian positif dari berita tersebut.
2. Setiap stasiun seperti radio, televisi, koran, dan lain-lain boleh tetap menampilkan budaya luar, namun harus tetap menampilkan dan dengan menumbuhkan rasa cinta masyarakat terhadap budaya dalam negeri, misalnya dengan cara mempromosikannya, menayangkan tentang sejarah Indonesia, dan lebih banyak menampilkan tentang budaya dalam negeri dibanding budaya luar dengan porsi 60 : 40 persen.
1. Media massa boleh tetap menampilkan, memperkenalkan tentang budaya luar dengan filter yang jelas, serta hanya menampilkan bagian positif dari berita tersebut.
2. Setiap stasiun seperti radio, televisi, koran, dan lain-lain boleh tetap menampilkan budaya luar, namun harus tetap menampilkan dan dengan menumbuhkan rasa cinta masyarakat terhadap budaya dalam negeri, misalnya dengan cara mempromosikannya, menayangkan tentang sejarah Indonesia, dan lebih banyak menampilkan tentang budaya dalam negeri dibanding budaya luar dengan porsi 60 : 40 persen.
3. Tapi yang lebih penting lagi adalah ketegasan
Pemerintah dalam menerapkan hukum baik Undang-Undang
Pers, Undang-Undang Perfilman dan Undang-Undang Penyiaran secara tegas dan konsisten disamping tentu saja
partisipasi dari masyarakat untuk bersama-sama mencegah
dampak buruk dari globalisasi media yang kalau
dibiarkan bisa menghancurkan negeri ini.
Kesimpulan
dari tulisan saya, hendaknya kita memfilter setiap kebudayaan yang dating dari
luar apakah sudah sesuai dengan kepribadian bangsa atau belum, dan hendaknya
media massa sebagai konsumsi terbanyak masyarakat memperhatikan apakah tayangan
sudah berkualitas dan membentuk karakter atau belum, serta tetap lebih banyak
mengenalkan budaya sendiri dan dengan menumbuhkan rasa cinta kita terhadap