Kota Batam
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Batam | ||
---|---|---|
Kota di Indonesia | ||
Jembatan Barelang |
||
|
||
Semboyan: Batam, Menuju Bandar Dunia yang Modern dan Sebagai Pusat Pertumbuhan Ekonomi Nasional | ||
Negara | Indonesia | |
Provinsi | Kepulauan Riau | |
Pemerintahan | ||
• Wali Kota | Drs. H. Ahmad Dahlan, MH, PhD | |
• Wakil Wali Kota | Datuk HM. Rudi, SE | |
• Sekretaris Daerah | H. Agussahiman | |
Area | ||
• Total | 715 km2 (276 mil²) | |
Peringkat luas | 7 | |
Populasi (2012)[1] | ||
• Total | 1,153,860 | |
• Peringkat | n/a | |
• Kepadatan | 1,600/km2 (4,200/sq mi) | |
• Peringkat | 64 | |
Demografi | ||
• Suku bangsa | Melayu, Jawa, Batak, Minangkabau, Tionghoa dll | |
• Agama | Islam, Kristen(Katolik & Protestan), Hindu, Buddha, Konghucu. | |
• Bahasa | Indonesia dan Melayu | |
Zona waktu | WIB (UTC+7) | |
Kode telepon | 0778 | |
Kecamatan | 12 | |
Kelurahan | 64 | |
Situs web | www |
Sejarah
Geografis
Kota yang merupakan bagian dari Provinsi Kepulauan Riau ini, memiliki luas wilayah daratan seluas 1.040 km² atau sekitar 1,5 kali dari wilayah Singapura, sedangkan luas wilayah keseluruhan mencapai 2.950 km². Kota Batam beriklim tropis dengan suhu rata-rata 26 sampai 34 derajat celsius. Kota ini memiliki dataran yang berbukit dan berlembah. Tanahnya berupa tanah merah yang kurang subur.Batas-batas Kota Batam:
Utara | Selat Singapura dan Singapura |
Selatan | Kabupaten Lingga |
Barat | Kabupaten Karimun |
Timur | Pulau Bintan dan Tanjung Pinang |
Penduduk
Etnis | Jumlah (%) |
---|---|
Jawa | 26,78 |
Melayu | 17,61 |
Batak | 14,97 |
Minangkabau | 14,93 |
Tionghoa | 6,28 |
Bugis | 2,29 |
Banjar | 0,67 |
Lain-lain | 16,47 |
Sumber: Sensus Penduduk Tahun 2000[2] |
Suku Bangsa
Masyarakat Kota Batam merupakan masyarakat heterogen yang terdiri dari beragam suku dan golongan. Suku yang dominan antara lain Melayu, Jawa, Batak, Minangkabau, dan Tionghoa. Dengan berpayungkan Budaya Melayu dan menjunjung tinggi Bhinneka Tunggal Ika, Batam menjadi kondusif dalam menggerakan kegiatan ekonomi, sosial politik serta budaya dalam masyarakat. Hingga April 2012, Batam telah berpenduduk 1.153.860 jiwa dan memiliki laju pertumbuhan penduduk yang sangat tinggi. Dalam kurun waktu tahun 2001 hingga April 2012 memiliki angka pertumbuhan penduduk rata-rata lebih dari 8 persen per tahun.Agama
Islam adalah agama mayoritas di Kota Batam, dengan jumlah penganut sebanyak 76,69% dari seluruh penduduk kota. Diikuti oleh penganut Kristen (17,02%), Budha (5,79%), dan Hindu (0,40%).[3] Mesjid Raya Batam yang terletak di tengah kota, berdekatan dengan alun-alun, kantor walikota dan kantor DPRD menjadi simbol masyarakat Batam yang agamis. Agama Kristen dan Katholik juga banyak dianut oleh masyarakat Batam, terutama yang berasal dari suku Batak,ambon ,minahasa, Flores. Agama Buddha kebanyakan dianut oleh warga Tionghoa. Batam memiliki Vihara yang konon terbesar di Asia Tenggara, yaitu Vihara Duta Maitreya.Bahasa
Bahasa Indonesia digunakan sebagai bahasa pengantar sehari-hari. Bahasa daerah juga digunakan oleh para penduduk yang berasal dari daerah lain, seperti Bahasa Melayu, Bahasa Minang, Bahasa Batak,dan Bahasa Jawa serta berbagai dialek etnis Tionghoa. Hal demikian terjadi karena Batam adalah tempat berbagai suku bangsa bertemu.Ekonomi
Pemerintah Kota Batam sebagai pelaksana pembangunan Kota Batam bersama-sama Dewan Perwakilan Rakyat daerah Kota Batam serta keikutsertaan Badan Otorita Batam dalam meneruskan pembangunan, memiliki komitmen dalam memajukan pertumbuhan investasi dan ekonomi Kota Batam, hal ini dibuktikan dengan adanya nota kesepahaman ketiga instansi tersebut, yang kemudian diharapkan terciptanya pembangunan Kota Batam yang berkesinambungan. Batam, bersama dengan Bintan dan Karimun kini telah berstatus sebagai Kawasan Ekonomi Khusus(KEK). Dengan ini diharapkan dapat meningkatkan investasi di Batam yang pada akhirnya ditujukan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar